Rabu, 11 Maret 2015

Ashelfine, Merangkai Konsep JES dengan Konsep Bung Hatta “(Untuk Ekonomi Nagari)

(Pepen memakai baju putih kopia hitam)

“Saya kira, banyak sekali gagasan ekonomi Bung Hatta yang sangat relevan sekarang. Itu sangat penting diulas,”Pepen

PEPEN - Selama ini, karya-karya pemikir ekonomi dari luar, seperti Adam Smith, David Ricardo, John Maynard Keynes, John Kenneth Galbraith, dan lain-lain, cukup akrab di telinga kita. Namun, karya-arya pemikir ekonomi bangsa sendiri kurang terulas. Padahal, banyak pemikiran ekonom bangsa sendiri itu justru relevan untuk konteks Indonesia. Apalagi Kabupaten Sijunjung yang memiliki delapan nagari yang mempunyai masing – masing kekayaan alam dan ciri khas dalam peningkatan ekonomi.

Menurut Pepen, di tengah berkecamuknya krisis ekonomi dunia, pemikiran Bung Hatta justru menemukan relevansinya. “Saya kira, banyak sekali gagasan ekonomi Bung Hatta yang sangat relevan sekarang. Itu sangat penting diulas,” sambut Pepen Acara itu berlangsungdi nagari Padang Laweh, pada hari Selasa kepada awak media Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Nagari(10/3).

Hal itulah yang mendasari Percik salah seorang yang sekarang menjadi buah bibir masyarakat dan juga sebagai calon Bupati Kab. Sijunjung, seorang tokoh muda Ashlefine yang akrab dengan panggilan Pepen,  untuk menggelar silaturrahimbersama tokoh adat dan masyarakat Padang Laweh dengan tema Akrab, Bersahabat dan Sepakat untuk meninggkatkan ekomoni nagari dengan Jaringan Ekonomi Sijunjung (JES) “Dengan konsep JES saya membicarakan dengan bapak-bapak sebagai tokoh adat dan masyarakat, sebab beberapa Fasal Ekonomi” karya Bung Hatta selalu saya terapkan, apalagi beliau bapak ekonom Indonesia ini bersala dari ranah Minangkabau, tentu lebih mafhum ekonomi di ranah minang dan sesuai dengan adat dan budaya urang awak” jelasnya

Pembicaraan demi membicarakan seputar ekonomi dan bagaimana permasalahan di masyarakat, terkhususnya nagari Padang laweh sangat antusian mendengarkan untuk mendapatkan solusi dan penerangan kala konsep JES ini mereka ketahui. Menurut Pepen JES sangat cocok dalam peningkatan ekonomi di nagari padang laweh. Pasalnya Padang Laweh telah mempunyai karya dalam sub peningkatan ekonomi yaitu dengan product lapiek pandan yang sekrang masyarakat Sijunjung telah mimilikinya, pepen menjelaskan pada product lapiek pandan tersebut supaya memiliki keseriusan untuk memperluaskan dalam area pemasarannya, dan memperkuat jaringan dengan tujuan nilai atau hasil karya anak nagari Padang Laweh, alhasil product tersebut mendapatkan tempat dan nilai yang berharga dikanca nasional, dengan asas menggunakan konsep JES.

”Lapiek pandan telah mendapingi usaha saya dalam kuliner khususnya resto dipekanbaru, orang yang datang ke resto saya, bertanya lapiek pandan yang menjadi interior resto ini bisa membuming ke kanca nasional pak, apalagi harganya sangat miring sekali. Itu yang mereka sampaikan kepada saya sambil minunm kopi” jelas pepen ditengah tokoh masyarakat Padang Laweh.

Pepen pun mengupas lima ciri pemikiran konsep Jaringan Ekonomi Sijunjung. Pertama, menjamin kemakmuran bersama. Hal ini, kata dia, karena dengan JES mengusung bentuk organisasi produksi yang bersifat kolektif. “Bung Hatta selalu menekankan pentingnya membangun usaha bersama,” tuturnya.
Kedua, adanya pengawinan terhadap demokrasi politik dan demokrasi ekonomi. Pepen mengurai kesimpulan ini di kombinasikan dari konsep Bung Hatta mengenai demokrasi asli Indonesia, yang menggabungkan antara pemenuhan hak-hak politik, seperti rapat/pengambilan keputusan secara kolektif dan kepemilikan alat produksi secara kolektif.

Ketiga, sosialisme koperatif. Maksudnya, kata Pepen, koperasi dirancang bukan hanya untuk menyatukan usaha kecil-kecil, tetapi juga bisa dipraktekkan dalam perekonomian di nagari nagari. “Tentu saja, ketika perekonomian di nagari sudah berbentuk usaha bersama, kita sudah siap bertransisi menuju sosialisme,”tegasnya.

Keempat, adanya peran pemerintahan nagari yang kuat. Menurut Pepen, konsep JES akan berperan di nagari nagari , maka nagari yang kuat akan tercermin pada konsep “politik perekonomian”. Itulah yang disebut Politik perekonomian, untuk cita-cita mendatangkan kemakmuran.

Kelima, adanya semangat percaya pada kekuatan sendiri (Self Help). Dengan melalui koperasi, ujar Pepen, ia  berharap agar menemukan menemukan kepercayaan diri dan dan bisa menggunakan kemampuannya untuk membangun ekonomi. “Percaya pada diri sendiri itu penting, untuk memerangi penyakit yang selalu merasa rendah diri dan merasa tidak mampu di hadapan masyarakat lain, toh kita mempunyai kelebihan dari yang lain” tegasnya.

Dalam agenda ini, Pepen mengadvokasi konsep Bung Hatta dengan Konsep JES tentang koperasi sebagai senjata melawan eksploitasi kapitalisme, termasuk korporasi global. Caranya, kata dia, dengan menyatukan ekonomi rakyat yang kecil-kecil ke dalam koperasi. jika kekuatan ekonomi kecil-kecil ini disatukan, maka yang kecil bisa mengimbangi kekuatan modal besar, “Terbantu dan terpenuhinya kebutuhan masyarakat atas aktivitas ekonomi merupakan tujuan utama perekonomian,sedangkan keuntungan dari aktivitas ekonomi merupakan bonus dari perekonomian” pungkasnya dengan berpilosofi Bung Hatta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar