Rabu, 19 Juni 2013

Sajak _ Puisi Imam mengalir kembali

Raiba Terkulai Keroncongan*

Berjalan sembari terlihat sunyi
Potongan langkah berkelana kesana-kemari
Tujuan mimpi tabu dalam getaran metro mini
Terkulai daku dikala kertas buram di hembus sang debu
Asap-asap pun melumuri pelopak mata, sakit dan perih
Raiba tak kunjung bermimpi, hingga keroncongan berbunyi

Fadhlur Rahman Ahsas,
Blok M Gramedia Jakarta, 10-01-13


Propaganda Tol* 


menggigil kecemasan,
meraut takut kekejaman, 
melepuh lara kesengsaraan,
bergelimang tangis air mata, 
hingga aku usap dengan sebuah kain putih berubah menjadi merah, 
dalam liang hati membiru
, Hingga pagi pagi mulut ku penuh berbuih busa busa Saham, 
tecuci dengan mesin Forex, 
ku jemur tubuhku di atas Index,
untuk mencapai mentari Profit=====

Fadhlur R A

Kalibata, Jakarta 09-01-13

Dari ILUSI Hingga ILUSTRASI.


Terngiang angan mencetus sebuah jamban jemuran duniawi,
mengalir,mengeluap diatas mulut, 
hingga udara sudut hari menji pesing walau haring.
Sujatmiko terkurung dalam sebuah tempurung ,
sedang lagi termenung, ternyata harapnya.
Mutilasi dan mutilasi menjadi solusi dari solusi dini hari

Jakarta 10-2013


Burung camar!


Burung camar!

jangan kata kan itu,
dikala kau tak ingin mengatakanya,
 terbang lah setinggi-tingginya, h
ingga sayap-sayap mu tak mampu mengepakkannya, 
jika kau tahu bahwa; kebabasan itu ada batasnya"

Teriakan Imam
JAKARTA 2013

Tatapan Tugu Itu


Duduk sendiri memandangi tiang raksasa bangsa, 

menggambarkan gambaran sebuah kejayaan, 
namun sekelilingnya terdengar teriakan suara pengorbanan, 
disana sini berhamburn lantunan peristiwa-peristiwa,
 wahai dikau penguasa, aku ada disini.

MONAS,2013
Teriakan IMAM



Diagnosa Nyayian

Nyanyian sahdu dalam tangga nada demi nokta yang tak berhenti,

walau mempunyai batasan dan perbedaan,
 hingga batasan pun bukan suatu hambatan,
melalui indra nan mencuat lah,
 melahirkan kejujuran yang dilandasi dari suatu perjuang

Meronta,menggigik, mengeliak, ujung-ujung nya " Sayang..."
Menangis, meratap, tersentuh "Rindu"
Marah, benci, kesal, dari awalan "Cinta"

diagnosa alur, mencabik-cabik asa yang mencuatkan
bilik-bilik kata bak hiasan sitinurbaya. "Itulah aku"

Jakarta,2013

Teriak Imam

For Uje


Kereta kencana telah engkau naiki,

untuk menghadap sang illahi,
senandung dakwa mu akan terkenang,
 proses keislaman mu lah nasehat nan haqiqi. 
Selamat jalan sang pencerah hati

Jakarta 26 April 2013


Explodia


Aku kamu dam kalian, 

bagaikan daun kering,
 dihembus angin,sana dan disini, 
larut oleh serumputan zaman, 
menjadi busuk,bahkan membauk terendam tanah.
Terbangun dari gangguan buah tidur, 
dan tak bisa balik untk memejamkannya. 
Hati memberikan signal "bertaubatlah,dan dirikan malam"

Jakarta 2013



Jumat, 14 Juni 2013


lihat..............
Kau boleh berbohong tanpa mengucapkanya
Kau boleh letakan hatiku dialas sepatumu
Engkau tak usah bermuram durja.
Karena cintaku terlalu suci direndakan olehmu
Hatiku jendela segalaya

"setiap yang hilang pasti ketemu(seperti laki2 kehilngan tulang rusuk).
 Dalam kesesatan akan datang petunjuk(perempuan yg memperhatikan mu).
dlm kesulitan ada kemudahan, 
setiap kegelapan akan terang benderang(habis gelap terbitlah terang)

At the time... I LOVE U MOM...

" Jeruji ini tak bisa mengerungku sepi membatu
Bantalan hati menahan ke rinduanku, 
nyanyian malamku ingin mencium telapak kasar itu, 
gemetar mu ada dalam jiwa anakmu, salam mama yg slalu kuat dlm trjangan badai.

Malam perjuangan pun di kerumuni kebohongan penguasa
deklarasi iblis semakin keras dan tak tentu arah,
menghantam kalbu kebijakan
merah darah berubah hitam bagai tinta kejahatan
kata demikata tak mempunyai makna
Segumbal daging daging berserakkan dimana mana,
Tikus tikus besar merajalela
negeripun bersorak untuk mengemis
tolong tolong, negeri ini belum makan...
maklum biasa meminta tak pernah memberi
ketika lahir para pemalak berdasi , mat kontan tak muncul kembali
berbagai lilitan masalah kusut disana kemari tak kunjung mati
jelas simponi kegelapan dan kemurkaan para piayi
murka , murka dan murka
Palangki 28/3,12 Fadhlur


Tidak ada komentar:

Posting Komentar