Senin, 27 Februari 2017

Pemerintah: Mari Perantau Nagari Bukit Bual Bersatu Membangun Nagari "Kampung Kito Maimbau"



Rumah Gadang Nagari Bukit Bual Kec. KOTO VII Sijunjung Dalam Lensa Nagari

Bukit Bual--  Bekerja sama antar dua entitas, rantau dan kampuang, untuk membuat perubahan adalah hal yang perlu semakin digalakkan. Sebenarnya sudah ada banyak contoh kolaborasi antara rantau dan kampuang yang berhasil dan memberi manfaat besar, khususnya bagi kampuang. Oleh sebab iti, Wali Nagari Bukit Bual Otriwandi, S.Pd menyebutkan bahwa peran para perantau dalam membangun nagari sangatlah diperlukan, sebab  kalau hanya dengan mengandalkan Anggaran Pendapatan Nagari, sangatlah tidak mungkin karena dana tersebut sangatlah terbatas, apalagi dari segi pengetahuan inovasi dan kreatifitas masyarakat dikampung sangatlah terbatas pula.

Hal tersebut disampaikan Otriwandi, saat beramah tama di kantor Wali Nagari, Senin pagi (27/2) di ruang kerja. “Kalau nagari kita mau maju, kita harus bersinergis dan berkoordinasi dengan para perantau. Kalau tidak, perantau yang sukses tentu juga tidak mengetahui situasi di nagarinya, dimana nagari Bukit Bual tumpah darah, disana lahir, dibesarkan, dan pengetahuan tentang hidup dan penghidupan anak nagari walau mereka jauh, namun rasa kepedulian harus ditanamankan, Bukit Bual Bukan untuk orang yang tinggal di Bukit Bual Saja namun untuk semua” tuturnya.

Disebutkan Otriwandi, saat ini jumlah perantau nagari Bukit Bual hampir lebih dari seratus orang diperantauan orang dan mereka terdiri dari berbagai profesi dan bisnismen, yang paling banyak menurut data perantau yang berasal dari Riau. “Dana Anggaran Pendapatan Nagari kita sangat terbatas dan itu juga dibagi untuk empat jorong, kalau kita bisa memanfaatkan para perantau dengan menjalin komunikasi dan sering bebrbicara masalah kampung halaman, saya rasa mereka akan mau membuka usaha dengan anak nagari di kampung halaman, dengan tujuan memebrikan solusi dalam pengembangan aspek ekonomi masyarakat” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Badan Usaha Milik Nagari Bukit Bual sekaligus Pemerhati Anak Nagari dan juga Direktur PT. Persadan Anak Nagari, Fadhlur Rahman Ahsas, berharap agar para perantau asal nagari Bukit Bual baik yang berada di kampung halaman atau di perantauan, selalu kompak, bersatu dan terus menjalin komunikasi agar kampung halaman bisa maju. “Kita juga berharap agar Pemerintah Nagari tetap menjalin silaturrahmi dengan para perantau asal nagari Bukit Bual dan menghimbau agar ikut membangun nagari,” katanya.

Ditambahkan Fadhlur Rahman Ahsas, Nagari Bukit Bual adalah Surga bagi pemiliknya, sebab setiap sudut Nagari Bukit Bual memiliki sejarah yang tidak akan pernah dilupakan seorang anak Nagari Bukit Bual, seperti ihwal suguhan kehidupan dengan Sawah dan Ladang, dimana sebagai tempat berdikari mengetahui hidup berpenghidupan. Para perantau anak nagari Bukit Bual akan mengerti makna sebuah pengabdian terhadap nagarinya, bukan bagi perantau saja, para sumando pun harus memikirkan bagaimana pembagunan nagari kedepan. Sebab dalam pemahaman orang Minangkabau, Kampung itu terbagi tiga. Kampung lahir, Kampung Ayah, dan Kampung Anak.

"Coba kita lihat saat Lebaran, hari baik bulan baik. Walaupun terpisah jarak, rantau-kampung saling membutuhkan. Semuanya terlibat antara keduanya bagaikan simbiosis mutualisme, saling menguntungkan satu sama lain. Begitu pula dengan bagaimana dibutuhkannya kampung oleh para perantau. Kampung merupakan sumber dari segala inspirasi yang dimiliki perantau. “Ada orang tua dan sanak keluarga yang menanti di rumah” setidaknya akan menjadi pendorong agar yang merantau harus lebih sukses dan lebih baik dari hari kemarin, seperti ayat alquran yang kita pahami "tidaka akan berubah suatu kaum jika tidak kaum itu yang akan merubahnya"Pungkasnya.


Panorama Nagari Bukit Bual Dari Ketinggian


Sawah Irigasi Ditengah Kedamaian Masyarakat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar