Sijunjung 28 Desember 2012
Kepada: Mande FAM
Dalam Sawah
dan Ladang
Assalamualaikum Wb
Salam Perjuangan Ambo dan Kasih Sayang Mande.
Dengan doa dan
harapan, semoga Mande FAM selalu sehat walafiat. Sedikit, Ambo ingin bercerita
dengan sekujur badan yang mengadung zat cair dan zat padat hingga Ambo mengetik
surat ini untuk Mande. Sekarang ini, Ambo sedang di ladang paman, yang sedang
membereskan kambing-kambing hitam, Ambo tidak hanya diam sambil melototi paman
yang sedang bekerja, bahkan telah menyeret semua kambing-kambing hitam itu ke kandangnya, dengan
berkat doa sebuah tulisan Mande.
Harapan Ambo Proses
pembenihan Mande tak akan berhenti
hingga akhir waktu, walau semua kambing hitam menjadi putih, yang putih akan
menjadi jingga, tak mustahil akan beranjak menjadi unggu. Niscaya kita tak akan
bisa melawan kehendak-Nya. Begitu juga Mande telah mengajari dalam bercocok
tanam, mengajari dalam memilih benih, dan mengajari membuat pupuk sesuai dengan
tanaman. Tanah yang subur dan cuaca yang baik membawa untuk menyiangi sawah
hijau berlumuran Padi.
Musim semi dan
musim panas di negeri sahabat, tetapi di negeri Ambo sedang musim hujan. Para
petani sibuk menghabiskan waktu di sawah dan di ladang dengan Bebek yang lagi menetaskan
telur-telurnya, lalu sayuran-sayuran di sirami dengan air mengalir, laksana rasa syukur yang mengalir
pula. Tarian dan persembahan doa, Ambo sembahkan kepada yang Agung.
Dikala ambo
teringat dengan ternak-ternak pada masa kanak-kanak dahulu, pertama teringat sama
kerbau Ambo yang di kasih Mande nama Si Binuang, kedua sama kuda, Si Gumarang dan
terakhir Si Kinantan, ayam jantan yang mempunyai taji tajam mengkilat. Kemudian
seorang pengembala kerbau berbisik ke telinga “bahwa seorang penyair harus
merupakan penyair sejati. Dan sekaligus besar. Sanggup menyatakan secara
istimewa, secara tak tertirukan kehidupan zamannya” semuanya adalah harapan
Ambo pada Mande.
“Kamano kelok loyang kasitu kelok
lilin”.disinan lah karya-karya Ambo akan berlabuh sebab kesenangan itu bukan di
ukur dari apa yang kamu beri dan apa yang kamu buat, sesungguhnya kesenangan
itu tak ada ukurannya. Begitu juga kata teman, “karena sawah
dan ladang mutiara inspirasi menjadi hidup kambing
dan bebek disana berkreasi setiap pagi dan sore,lumpur
dan ilalang tempat mereka berdiskusi bersama untuk
melahirkan kambing kambing dan telur telur baru, meski penindas pun ikut dalam bercengrama, dengan pertanyaan berapa
ekor kamu melahirkan dan kapan kamu akan menetas.” .
Mande, maafkan Ambo yang tak sempurna ini,
Ambo bukan seperti EYD yang telah disempurnakan, karena Ambo bukan makhluk sempurna, hanya ke sempurnaan
cinta dan kasih sayang Ambo untuk Mande .
Salam,
Fadhlur Rahman Ahsas
IDFAM1250MSijunjung-Sumatera Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar